Dalam memahami perpustakaan untuk rakyat adalah bagaimana kita mengetahui
akan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Problema nama antara taman
Bacaan Masyarakat dan Perpustakaan, kadang ada sutau sekat tertentu antara keduanya.
Namun, TBM dan perpustakaan ruhnya sama yaitu mengembangkan minat baca
masyarakat. Apabila berbicara tentang pustakawan, kita hrus tahu tahu apa itu
tugas seorang pustakawan. Oleh karena itu, pustakawan jangan selalu dipandang
berdasarkan SK Menpan.
Untuk membangun ataupun mengembangkan sebuah perpustakaan untuk rakyat, maka di
butuhkan suatu keterampilan soft skill pustakawannya, bukan hanya bisa mengolah
buku saja. Tetapi harus di barengi multi talenta yang lain. Misalnya, membuat
kegiatan-kegiatan yang menarik anak. Ini akan menarik perhatian dari para orang
tua untuk datang ke perpustakaan.
Kalau berbicara lebih jauh lagi tentang perpustakaan, ada sebuah anekdot
dai Gus Dur tentang banteng. Anekdot tersebut mempunyai pemahaman bahwa banteng
yang sangat galak kalah dengan kegalakan Bill Clinton, terkait dengan perkataan
Bill Clinton “kalau kamu ngeyel tidak mau minggir, saya titipin di
perpustakaan”. Sebegitu menyeramkankah perpustakaan sampai banteng saja takut?.
Hal tersebut terkait dengan orang-orang yang “dibuang” di perpustakaan. Jadi,
semua itu tergantung dengan persepsi kita masing-masing.
Anekdot Gus Durdi atas, bahwa orang yang meminjamkan buku itu sama dengan
bodoh, dan orang yang mengembalikan buku itu sama dengan tolol. Maksudnya adalah
buku itu adalah barang yang sangat penting untuk kita semua. Kadang-kadang
sebagian orang yang bukan pustakawan agak susah untuk mengubah paradigma bahwa
pustakawan itu hanya mengurusi buku dan sangat susah sekali mengatakan
perpustakaan itu harus dinamis.
Dalam sebuah dialog antara seorang anak dan Bapak membahas tentang
perpustakaan. Berkolaborasi antara generasi yang masih banyak galaunya dengan
seorang bapak yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Dialog pertama,
menceritakan perpustakaan dengan restoran. finally library is librarian, yang
di belakang perpustakaan adalah pustakawan. Pustakawan mempunyai jiwa ruh
kepustakawanan.
Jika dikaitkan
dengan perpustakaan, ada dua tujuan penting pada pembukaaan UUD 1945 terkait
dengan dialog buku tersebut, yaitu:
-
Kesejahteraan umum
-
Kecerdasan kehidupan bangsa
Kesejahteraan
umum harus mensejahterakan pribadi terlebih dahulu. Begitu juga dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdasakan hidup pribadi maka kecerdasan
hidup bangsa akan tercapai.
TBM atau perpustakaan bukan tujuan akhir namun hanya antaran. Kalau
diantaran saja sudah bertengkar, bagaimana tujuan akhir tersebut akan
tercapai?. Sayangnya, pembukaan UUD 1945 tidak secepatnya diinternalisasikan
kepada bangsa Indonesia.
Pustakawan yang memiliki kepustakawanan,
pilar kepustakawanan adalah:
1.
Pada dasarnya
kepustakawanan adalah panggilan hidup.
2.
Kepustakawanan adalah
spirit of life.
3.
Kepustakawanan adalah karya
pelayanan
4.
Kepustakawanan dilakukan
dengan profesional
Jika
diibartkan mata uang, kepustakawanan bisa dilihat dari satu koin.
Kepustakawanan lebih dekat dengan kemampuan, memahami yang mau daripada yang
mampu.
Kemampuan:
1.
Kepustakawanan harus diajak
berfikir kritis
2.
Membaca. Ini sesuai dengan
ayat yang ada di Alquran yaitu membaca dunia.
3.
Menulis. Sebagai wujud
syukur atas karunia Allah karena dapat berfikir. Wujud syukur tersebut bisa
dalam bentuk tulisan, rekaman atau film. Rasa syukur tersebut dapat kita bagi
melalui menulis.
4.
Kemampuan enterpreneur.
Pustakawan harus mengembangakan kemampuan enterpreneur. Perpustakaan adalah
akumulasi dari recorder culture atau knowledge. Menjawab segala permasalahan
yang dipaparkan tersebut, bahwa pendekatan keilmuan harus diperbaiki.
5.
Etika. Etika perlu
diajarkan. Example: internet banyak untuk akses pornografi. Lalu bagaimana
dengan tugas putakawan itu sendiri?
Interaksi kemampuan dan kemauan, diibaratkan sebagai BRR, yaitu Bright,
Right, Rich. Pustakawan itu harus cerdas. Cerdas yang benar itu yang seperti
apa? 3 pendekatan:
1.
Soft sklill
2.
Kemampuan
3.
Pustakawan ideal
Pemahaman tentang sistem yang harus
diperbaiki:
1.
Pendekatan sistem
2.
Fungsi ruang dan waktu
3.
Bilangan tiga
Kita perlu berfikir secara sareh, yaitu cerdas dan hening. Perpustakaan
adalah jalan sunyi berdaki, penuh penantian dan harapan.
Ketika berbicara tentang moral bangsa, banyak anak yang mabuk-mabukan,
terlibat narkoba, korupsi dan sebagainya. penguasa dan masyarakat adalah pasien
kronis yang harus disembuhkan. “ Dimanakah peran perpustakaan dan pustakawan?
Apakah akan menambah daftar pasien yang harus disembuhkan juga?”. Kita Selalu
berfikir tentang manusianya atau human center. Perpustakaan adalah sistem
sosial atau sistem masyarakat. Perpustakaan dan TBM adalah salah satu produk,
kaitannya dengan mencari solusi untuk masyarakat sekitar. Library system dan
human center yaitu tentang bagaiman kita berbicara tentang manusia. Apabila
Bung Karno mengatakan “mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan”, maka pustakawan harus mampu untuk mengantarkan bangsa Indonesia
ke gerbang pintu berfikir.
0 komentar:
Posting Komentar