Minggu, 17 Maret 2013 | By: Unknown

Perpustakaan untuk Rakyat



Dalam memahami perpustakaan untuk rakyat adalah bagaimana kita mengetahui akan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Problema nama antara taman Bacaan Masyarakat dan Perpustakaan, kadang ada sutau sekat tertentu antara keduanya. Namun, TBM dan perpustakaan ruhnya sama yaitu mengembangkan minat baca masyarakat. Apabila berbicara tentang pustakawan, kita hrus tahu tahu apa itu tugas seorang pustakawan. Oleh karena itu, pustakawan jangan selalu dipandang berdasarkan SK Menpan.
Untuk membangun ataupun mengembangkan  sebuah perpustakaan untuk rakyat, maka di butuhkan suatu keterampilan soft skill pustakawannya, bukan hanya bisa mengolah buku saja. Tetapi harus di barengi multi talenta yang lain. Misalnya, membuat kegiatan-kegiatan yang menarik anak. Ini akan menarik perhatian dari para orang tua untuk datang ke perpustakaan.
Kalau berbicara lebih jauh lagi tentang perpustakaan, ada sebuah anekdot dai Gus Dur tentang banteng. Anekdot tersebut mempunyai pemahaman bahwa banteng yang sangat galak kalah dengan kegalakan Bill Clinton, terkait dengan perkataan Bill Clinton “kalau kamu ngeyel tidak mau minggir, saya titipin di perpustakaan”. Sebegitu menyeramkankah perpustakaan sampai banteng saja takut?. Hal tersebut terkait dengan orang-orang yang “dibuang” di perpustakaan. Jadi, semua itu tergantung dengan persepsi kita masing-masing.
Anekdot Gus Durdi atas, bahwa orang yang meminjamkan buku itu sama dengan bodoh, dan orang yang mengembalikan buku itu sama dengan tolol. Maksudnya adalah buku itu adalah barang yang sangat penting untuk kita semua. Kadang-kadang sebagian orang yang bukan pustakawan agak susah untuk mengubah paradigma bahwa pustakawan itu hanya mengurusi buku dan sangat susah sekali mengatakan perpustakaan itu harus dinamis.
Dalam sebuah dialog antara seorang anak dan Bapak membahas tentang perpustakaan. Berkolaborasi antara generasi yang masih banyak galaunya dengan seorang bapak yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Dialog pertama, menceritakan perpustakaan dengan restoran. finally library is librarian, yang di belakang perpustakaan adalah pustakawan. Pustakawan mempunyai jiwa ruh kepustakawanan.
Jika dikaitkan dengan perpustakaan, ada dua tujuan penting pada pembukaaan UUD 1945 terkait dengan dialog buku tersebut, yaitu:
-          Kesejahteraan umum
-          Kecerdasan kehidupan bangsa
Kesejahteraan umum harus mensejahterakan pribadi terlebih dahulu. Begitu juga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdasakan hidup pribadi maka kecerdasan hidup bangsa akan tercapai.
TBM atau perpustakaan bukan tujuan akhir namun hanya antaran. Kalau diantaran saja sudah bertengkar, bagaimana tujuan akhir tersebut akan tercapai?. Sayangnya, pembukaan UUD 1945 tidak secepatnya diinternalisasikan kepada bangsa Indonesia.
Pustakawan yang memiliki kepustakawanan, pilar kepustakawanan adalah:
1.      Pada dasarnya kepustakawanan adalah panggilan hidup.
2.      Kepustakawanan adalah spirit of life.
3.      Kepustakawanan adalah karya pelayanan
4.      Kepustakawanan dilakukan dengan profesional
Jika diibartkan mata uang, kepustakawanan bisa dilihat dari satu koin. Kepustakawanan lebih dekat dengan kemampuan, memahami yang mau daripada yang mampu.
Kemampuan:
1.      Kepustakawanan harus diajak berfikir kritis
2.      Membaca. Ini sesuai dengan ayat yang ada di Alquran yaitu membaca dunia.
3.      Menulis. Sebagai wujud syukur atas karunia Allah karena dapat berfikir. Wujud syukur tersebut bisa dalam bentuk tulisan, rekaman atau film. Rasa syukur tersebut dapat kita bagi melalui menulis.
4.      Kemampuan enterpreneur. Pustakawan harus mengembangakan kemampuan enterpreneur. Perpustakaan adalah akumulasi dari recorder culture atau knowledge. Menjawab segala permasalahan yang dipaparkan tersebut, bahwa pendekatan keilmuan harus diperbaiki.
5.      Etika. Etika perlu diajarkan. Example: internet banyak untuk akses pornografi. Lalu bagaimana dengan tugas putakawan itu sendiri?

Interaksi kemampuan dan kemauan, diibaratkan sebagai BRR, yaitu Bright, Right, Rich. Pustakawan itu harus cerdas. Cerdas yang benar itu yang seperti apa? 3 pendekatan:
1.      Soft sklill
2.      Kemampuan
3.      Pustakawan ideal
Pemahaman tentang sistem yang harus diperbaiki:
1.      Pendekatan sistem
2.      Fungsi ruang dan waktu
3.      Bilangan tiga
Kita perlu berfikir secara sareh, yaitu cerdas dan hening. Perpustakaan adalah jalan sunyi berdaki, penuh penantian dan harapan.
Ketika berbicara tentang moral bangsa, banyak anak yang mabuk-mabukan, terlibat narkoba, korupsi dan sebagainya. penguasa dan masyarakat adalah pasien kronis yang harus disembuhkan. “ Dimanakah peran perpustakaan dan pustakawan? Apakah akan menambah daftar pasien yang harus disembuhkan juga?”. Kita Selalu berfikir tentang manusianya atau human center. Perpustakaan adalah sistem sosial atau sistem masyarakat. Perpustakaan dan TBM adalah salah satu produk, kaitannya dengan mencari solusi untuk masyarakat sekitar. Library system dan human center yaitu tentang bagaiman kita berbicara tentang manusia. Apabila Bung Karno mengatakan “mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan”, maka pustakawan harus mampu untuk mengantarkan bangsa Indonesia ke gerbang pintu berfikir.

0 komentar:

Posting Komentar